RUMAH KARDUS
seorang ibu menggendong keranjang mengorek harapan
sesekali tertawa kecil tangan kotornya menemukan sisa
telapak kakinya kokoh tulang-tulang bahu menonjol menantang
matanya hitam legam jeli menilik satu demi satu yang masih berguna
Matahari meninggi cahayanya menembus rumah-rumah kardus
berdiri rapuh di bangun tangan-tangan tua lelaki telanjang dada
atapnya bekas televisi dua puluh inci pintu bertuliskan jelas indomie
di ikat tali rapiah melekat kencang pada tiang –tiang bambu penuh rayap
siang yang letih terlelap bocah beralas koran dan kertas-kertas roti
Sebuah malam muncul ranti mengeja kata berteman nyala setengah lilin
belajar berhitung mengemas masa depan berupaya wujudkan keinginan
sesekali suaranya nyaring membaca huruf-huruf yang baru ia kenal
sesekali mengumpat tak bisa menjumlah angka-angka yang ia susun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar