Sore itu di shelter kwitang...
Ku tunggu kau di antara gerimis pekat awan
Bersandar keinginan menyapa teduh bola matamu
Menyibak asa menggigil hasrat segera memelukmu
Pertemuan yang lengang tiada halang melaju tenang
Sore itu di sheter kwitang...
Merayap kejenuhan sumbang asmara terlalu lama
Burung beriring pulang sengon rindang basah di tabuh hujan
Gelisah berjejal tak kunjung reda meski kau melangkah datang
Kebingungan yang ganjil aku menunggu kau atau bukan
Sore itu di shelter kwitang...
Pelangi tak muncul gedung-gedung tua di depan kedinginan
Rasa yang hampa meski sekarang kau tiba di hadap muka
Penulis sering menggunakan pohon sengon sebagai ilustrasi, seperti apakah pohon SENGON itu?
BalasHapus