AGUSTUS DUARIBU
Dulu kita sepakat
menaruh potret di dalam dompet masing-masing
agar selalu terbawa kemanapun kita mengembara
memandangnya utuh saat rindu menyerang kalbu
meski beberapa teman menyergap menyerbu tak setuju
Dulu aku juga tahu
kau banyak penggemar hati tak tenang cemburu
takut kehilangan aku mengikatmu dengan puisi
ku bajak cintamu dengan mantera sejuta keyakinan
meski kemudian hari kau pergi tak pernah kembali
potret lusuh di makan waktu yang bergerak maju
puisi tercabik maknanya tak lagi punya arti
mantera tumpul di hujam keraguan tersedak dalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar