Senin, 06 April 2009

AGUSTUS DUARIBU

Dulu kita sepakat

menaruh potret di dalam dompet masing-masing

agar selalu terbawa kemanapun kita mengembara

memandangnya utuh saat rindu menyerang kalbu

meski beberapa teman menyergap menyerbu tak setuju

Dulu aku juga tahu

kau banyak penggemar hati tak tenang cemburu

takut kehilangan aku mengikatmu dengan puisi

ku bajak cintamu dengan mantera sejuta keyakinan

meski kemudian hari kau pergi tak pernah kembali

potret lusuh di makan waktu yang bergerak maju

puisi tercabik maknanya tak lagi punya arti

mantera tumpul di hujam keraguan tersedak dalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar