PEREMPATAN COCA COLA
Setiap kali aku melintas jalan itu
banyak anak sebayaku berbaju lusuh membawa kemoceng
kulitnya legam terbakar matahari tulangnya keluar menendang lapar
matanya kuning lekuk pipinya tegang menantang kerasnya hidup jalanan
aku melihat, dari balik kaca mobil mewah pengantarku ke sekolah
crik…kicrik…kicrik…
sepuluh tutup botol yang di keprek lalu di paku bersama sepotong kayu
di bawa di adu telapak tangan berkarat bocah cilik menjadikan nada
mulutnya bernyanyi bebas berharap logam meski terkadang makian
aku melihat, sambil berharap Tuhan merubah nasib mereka
“ Nak…minta…nak…, seharian ini kami belum makan “
seorang ibu berkain batik menggendong bayi
menghampiriku mengetuk hati memberinya sedikit rejeki
siang yang lelah, memaksanya memancing dengan bocah tak berdosa
aku melihat, bersama cinta dan derasnya air mata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar