Senin, 06 April 2009

PEREMPATAN COCA COLA

Setiap kali aku melintas jalan itu

banyak anak sebayaku berbaju lusuh membawa kemoceng

kulitnya legam terbakar matahari tulangnya keluar menendang lapar

matanya kuning lekuk pipinya tegang menantang kerasnya hidup jalanan

aku melihat, dari balik kaca mobil mewah pengantarku ke sekolah

crik…kicrik…kicrik…

sepuluh tutup botol yang di keprek lalu di paku bersama sepotong kayu

di bawa di adu telapak tangan berkarat bocah cilik menjadikan nada

mulutnya bernyanyi bebas berharap logam meski terkadang makian

aku melihat, sambil berharap Tuhan merubah nasib mereka

“ Nak…minta…nak…, seharian ini kami belum makan “

seorang ibu berkain batik menggendong bayi

menghampiriku mengetuk hati memberinya sedikit rejeki

siang yang lelah, memaksanya memancing dengan bocah tak berdosa

aku melihat, bersama cinta dan derasnya air mata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar